Menkopolhukam Wiranto - sumber foto: suara.com |
Atas maraknya aksi tersebut, Menkopolhukam Wiranto menolak jika aksi tersebut dikatakan sebagai penjarahan, menurutnya hal tersebut lebih kepada pengambilan barang dari toko.
"Saya sendiri baru lihat tadi malam, saya tiga hari di sana. Saya lihat langsung bahwa ada perbedaan antara penjarahan dan pengambilan barang dari toko terutama makanan dan minuman," ucap Wiranto, Senin (01/10/2018).
"Karena keterbatasan suplai makanan dan minuman, tentu mereka akan mengambil barang-barang dari toko makanan dan minuman itu. Tapi kemarin kita rapat, kemudian kita bijaksanakan ada Mendagri, ada saya, Gubernur, Kapolda, Pangdam, Panglima TNI, kita bicarakan lebih baik daripada penjarahan liar, lebih baik kita buka minimarket itu ambil barangnya nanti diganti oleh uang," lanjutnya.
"Kemudian sebenarnya istilah penjarahan itu kurang tepat karena memang akan dibayar. Ini akan kita atur, termasuk bahan bakar," ujarnya.
"BBM terbatas karena akan dialihkan ke genset yang akan digunakan untuk aktivitas rumah sakit. Maka bahan bakar jadilah terbatas. Masyarakat jadi antre, tapi antre ya itu tertib sebenernya. Mereka bayar juga. Saya jelaskan bahwa sebenarnya istilah penjarahan perlu dikoreksi. Kemungkinan ada, tapi sementara ini kebijaksanaan kita begitu," jelas Wiranto.
Sumber: kumparan.com
0 komentar:
Post a Comment