February 7, 2017

Fahri Hamzah Minta Polisi Berdialoq Dengan Pemimpin Aksi Damai 112

fahrihamzah.com
Gema Indonesia - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah meminta polisi menempuh cara persuasif agar Aksi Damai 112 pada hari Sabtu 11 Februari 2017 berjalan damai. Salah satu caranya adalah menemui dan berdialog dengan pemimpin Aksi Damai 112.

"Diarahkan supaya damai, itu yang saya bilang. Bicara. Kalau ada aksi, ada pemimpinnya, siapa yang memimpin ngobrol baik-baik," kata Fahri, Selasa (7/2), dilansir dari cnnindonesia.

Fahri menjelaskan aksi unjuk rasa diperbolehkan dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyatakan Pendapat di Muka Umum. Sah-saja bila ada yang ingin melakukan aksi.

Namun menurut Fahri aksi yang bagus adalah aksi yang diberitahu dan diberi izin. Jangan sampai ada aksi yang tidak berizin dan diketahui seperti demonstrasi mahasiswa di kediaman Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (5/2) kemarin.

"Yang begini (Aksi 112) harus lebih persuasif bicaranya," kata Fahri.

Pada Minggu (5/2) Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan berharap pelaksanaan Aksi Damai 112 diganti lantaran berdekatan dengan pencoblosan Pilkada pada 15 Februari.

Sementara itu Sekretaris Jenderal DPD Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta Novel Chaidir Hasan Bamukmin menyatakan, aksi tersebut tidak akan mengganggu masa tenang Pilkada DKI. 

Hari Sabtu, kata Novel, sengaja dipilih agar tidak menganggu aktivitas perkantoran di Jakarta. Sebab, dua aksi terdahulu, kata dia, ada yang mengeluhkan hal tersebut.

"Tanggal 11 itu kan bukan masa tenang. Massa juga tahu, (masa tenang) itu tiga hari sebelum Pilkada, tanggal 12, 13, 14. Kita ambil lah momen-momen terakhir," ujar Novel saat ditemui di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Jakarta, pada Senin (6/2).

Sumber: cnnindonesia
Share:

Aktifitas Meningkat, Gunung Sinabung Meletus 12 Kali

voaindonesia.com
Gema Indonesia Aktivitas Gunung Sinabung meningkat sejak pekan lalu. Dalam dua hari, gunung tersebut meletus hingga 12 kali dalam 24 jam.
Catatan pos pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gunung Sinabung menunjukkan gunung di Sumatera Utara itu meletus 12 kali pada Jumat (03/02) dan Sabtu (04/02).
Namun, frekuensi tersebut menurun menjadi tujuh kali pada Minggu (05/02) dan enam kali pada Senin (06/02).
Pelin Depari, warga di Kabupaten Karo, mengatakan Gunung Sinabung meletus setiap hari selama beberapa tahun terakhir.
"Biasanya, letusan mencapai empat sampai enam kali sehari. Sejak minggu lalu jumlah letusan lebih banyak dari biasanya. Bahkan, pernah erupsinya mencapai ribuan meter," kata Pelin, dilansir dari bbc.
Hingga sekarang, tambah Pelin, ratusan kepala keluarga masih menempati tempat pengungsian yang disediakan pemerintah.
Sutopo Purwo Nugroho selaku Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan pemerintah masih berupaya menyelesaikan relokasi tahap dua untuk 1.903 kepala keluarga. Sebanyak 1.655 unit rumah ditargetkan selesai pada Agustus 2017. Selanjutnya masih ada 1.050 KK yang harus direlokasi pada tahap tiga.
"Faktor penghambat utama adalah ketersediaan lahan. Lahan relokasi permukiman dan usahan tani belum tersedia sepenuhnya. Lahan tapak rumah sudah disiapkan di Siosar untuk 2.053 KK seluas 250 hektare. Namun tidak tersedia lahan usaha tani sehingga masyarakat tidak bersedia direlokasi," kata Sutopo.
Berdasarkan data PVMBG, Gunung Sinabung telah berada pada tingkat awas sejak Juni 2015. Tingkat itu adalah yang tertinggi dari empat taraf yang ada. Karena itu, menurut petugas PVMBG, masyarakat diminta menjauh dari puncak.
"Masyarakat dan wisatawan tidak melakukan aktivitas di dalam radius tiga kilometer dari puncak…Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar," sebut petugas pos pengamatan PVMBG Gunung Sinabung, Deri Alhidayat.
Selama enam tahun terakhir, aktivitas Gunung Sinabung nyaris tak pernah absen setiap tahun. Pada Juni 2015, muntahan awan dan gas panas dengan kecepatan tinggi meluncur ke lereng gunung sehingga sebanyak 3.000 orang diungsikan.
Tahun lalu, sebanyak tujuh warga di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, meninggal dunia akibat letusan Gunung Sinabung.
Sumber: bbc
Share:

Daftar Berita

Blog Archive

Theme Support