October 3, 2018

Korban Gempa Dan Tsunami Palu, "Siapa Yang Pergi Sholat Semua Aman"

Firman Halide, Korban selamat gempa dan tsunami Palu - sumber foto: youtube.com
GIOnline - Ketika itu Firman Halide sedang mengurusi para pedagang yang akan berjualan di ajang Festival Nomoni dalam rangka hari ulang tahun Kota Palu di kawasan pantai Talise untuk mendapatkan tempat.

Mendekati waktu Maghrib, Anak Firman datang menemui ayahnya yang masih tetap pada kesibukannya. Anaknya mengajak Firman untuk ke Masjid menunaikan Sholat Maghrib. 

"Bapak, kita pergi ke Masjid", ajak anaknya.

Tidak langsung menuruti ajakan anaknya, Firman masih dengan kesibukannya sebab dia melihat masih ada pedagang yang belum kebagian tempat.

Tak disangka tak lama berselang bencana terjadi. Guncangan gempa dahsyat menghancurkan bangunan yang ada di pinggiran pantai. Dengan sigap Firman segera membawa anaknya untuk berlari ke depan ke arah jalan, tapi tak lama bangunan yang di depan juga rubuh.


"Bapak gendong saya bapak," pinta putranya. Firman kemudian menggendong putranya. Sayang belum sempat mereka menyelamatkan diri, mereka terjatuh dan air tsunami juga sudah naik ke darat dan menyapu tubuh mereka. 

Dalam kondisi mencekam tersebut, Firman sudah tidak dapat lagi menemukan anaknya. Diapun berusaha untuk menyelamatkan diri. Dalam kondisi tergulung-gulung oleh ombak di arus bawah tsunami, Firman terus berjuang sambil berdoa keselamatan kepada ALLAH SWT. 

Akhirnya ia mendapatkan sebuah tong sampah yang ia gunakan sebagai pelampung. Norman mengatakan 3 orang keluarganya tidak selamat sedangkan 16 keluarga lainnya belum ditemukan.

Norman menyesalkan tidak langsung mengikuti ajakan anaknya untuk ke Masjid. 

"Seandainya waktu itu saya langsung ke Masjid dengan anak saya, mungkin tidak terjadi begini", ujarnya.

Norman menegaskan semua yang ke Masjid pada waktu itu semuanya selamat.

"Sekitar kami itu, siapa yang pergi Sholat semua aman, semua selamat", ucap Norman.

Sumber: riauaktual.com
Sumber: youtube.com
Share:

October 1, 2018

Gempa Palu, Wiranto Sebut Tak Ada Penjarahan Melainkan Pengambilan Barang

Menkopolhukam Wiranto - sumber foto: suara.com
GIOnline - Menyusul terjadinya gempa dan tsunami yang melanda Palu dan Donggala, banyak masyarakat yang tidak sabar hingga akhirnya melakukan penjarahan terhadap toko-toko. Sangat disayangkan yang dijarah bukan hanya toko yang menjual makanan dan minuman, namun toko-toko lain yang barang dagangannya bukan merupakan bahan kebutuhan primer tak luput dari aksi penjarahan tersebut. 

Atas maraknya aksi tersebut, Menkopolhukam Wiranto menolak jika aksi tersebut dikatakan sebagai penjarahan, menurutnya hal tersebut lebih kepada pengambilan barang dari toko.


"Saya sendiri baru lihat tadi malam, saya tiga hari di sana. Saya lihat langsung bahwa ada perbedaan antara penjarahan dan pengambilan barang dari toko terutama makanan dan minuman," ucap Wiranto, Senin (01/10/2018).

"Karena keterbatasan suplai makanan dan minuman, tentu mereka akan mengambil barang-barang dari toko makanan dan minuman itu. Tapi kemarin kita rapat, kemudian kita bijaksanakan ada Mendagri, ada saya, Gubernur, Kapolda, Pangdam, Panglima TNI, kita bicarakan lebih baik daripada penjarahan liar, lebih baik kita buka minimarket itu ambil barangnya nanti diganti oleh uang," lanjutnya.

"Kemudian sebenarnya istilah penjarahan itu kurang tepat karena memang akan dibayar. Ini akan kita atur, termasuk bahan bakar," ujarnya.

"BBM terbatas karena akan dialihkan ke genset yang akan digunakan untuk aktivitas rumah sakit. Maka bahan bakar jadilah terbatas. Masyarakat jadi antre, tapi antre ya itu tertib sebenernya. Mereka bayar juga. Saya jelaskan bahwa sebenarnya istilah penjarahan perlu dikoreksi. Kemungkinan ada, tapi sementara ini kebijaksanaan kita begitu," jelas Wiranto.

Sumber: kumparan.com
Share:

Daftar Berita

Blog Archive

Theme Support