July 5, 2018

Menelaah Pernyataan TGB, Benarkah Mendukung Jokowi? Jangan Salah Paham...

Tuan Guru Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) - foto: viva.co.id
GIOnews - Panasnya kontestasi politik tahun 2019 nanti sudah sangat terasa bahkan pada saat ini. Hal ini terlihat dari masing2 calon pendukung capres yang memuji jagoannya dan tak jarang mengejek dan membully pendukung dari calon lawan, meskipun pendaftaran capres sendiri masih belum dibuka. 

Sangat memprihatinkan kebiasaan membully ini sudah masuk tahap kronis dimana membully terjadi secara latah atau layaknya seperti sebuah gerakan refleks. Tidak peduli siapa orangnya asal ada perkataan yang terasa tidak cocok maka langsung dibully meskipun belum tentu paham apa yang dimaksud sebenarnya.

Agaknya hal tersebut yang saat ini dialami oleh Tuan Guru Zainul Majdi atau TGB. Akibat pernyataannya yang sebenarnya tidak ada menyebut mendukung Jokowi, namun para pendukung barisan oposisi sepertinya kurang sabar dan menganggap TGB telah berpindah haluan.

Padahal sebagai orang beriman tentunya kita memahami kalau setiap perkataan yang keluar dari seorang ahli ilmu sarat akan makna. Sebelum kita terjerembab pada kesalahpahaman yang semakin dalam, ada baiknya jika kita baca analisa singkat tentang pernyataan TGB.


Berikut pernyataan TGB yang banyak disalahpahami

"Suatu transformasi enggak cukup hanya lima tahun, ketika periodisasi maksimal 10 tahun. Saya rasa sangat fair kita beri kesempatan Beliau untuk kembali melanjutkan".

Sekarang mari coba kita analisa. 

Sebelumnya pahami dulu kalau seorang ahli Ilmu sekelas TGB ketika membicarakan orang lain tidak mungkin membicarakan keburukannya, sudah jelas Beliau hanya akan membicarakan kebaikan2 orang tersebut. Jikapun harus mengkrikit, maka Beliau akan mengkritiknya dengan sangat halus yang bahkan akan terlihat seperti memuji.

Pertama : "Suatu transformasi enggak cukup hanya lima tahun, ketika periodisasi maksimal 10 tahun". 

Analisa: Memang kalau kita lihat kenyataannya saat 5 tahun ga cukup untuk memajukan Indonesia, tapi jangankan 5 tahun, mau 10 tahun, 15 tahun atau bahkan 20 tahun juga tetap ga akan cukup. Makanya pilihlah pemimpin yang lebih cerdas yang insya ALLAH 5 tahun aja cukup untuk memajukan Indonesia.

Kedua : "Saya rasa sangat fair kita beri kesempatan Beliau untuk kembali melanjutkan".

Analisa: Inikan cuma sekedar masalah fair2an aja. Yang memang fair kalau Presiden sekarang diberi kesempatan untuk mencalonkan lagi, kan periodisasinya sampai 10 tahun. Tapi ya kita harus ngerti sendiri untuk ga memilihnya lagi.

Jadi sekali lagi jangan sampai terprovokasi terhadap hal yang belum jelas. Mari berbaik sangka, dan tunggu sampai ada pernyataan sikap yang jelas.

Penulis: Imam Asyhari
Share:

Daftar Berita

Blog Archive

Theme Support