tentara myanmar (sumber foto: tempo.co) |
Bersamaan dengan itu, sekitar 2.000 warga muslim Rohingya telah melarikan diri ke arah perbatasan Bangladesh, menghindari pertempuran yang terburuk sejak Oktober tahun lalu.
Menurut Menteri Kesejahteraan Sosial Myanmar Win Myat Aye, pihaknya telah menyiapkan tempat tinggal bagi mereka yang dievakuasi seperti biara Buddha, gedung pemerintah, dan kantor polisi di kota-kota besar di Myanmar.
"Ini sangat sulit untuk dijelaskan, ini situasi konflik sehingga sangat sulit untuk mengatakan siapa benar atau salah," ujarnya.
Pertempuran berlangsung hingga ke jalan raya di Kota Maungdaw, Rakhine. Suara tembakan senjata dan ledakan membuat penduduk Rakhine panik.
Banyak warga di sejumlah desa di Rakhine terjebak di area pertempuran yang berlangsung hingga ke jalan raya. Bahkan ditemukan banyak ranjau darat.
Pemimpin de facto, Aung San Suu Kyi, mengutuk bentrokan bersenjata dan menggunakan bom rakitan untuk menyerang 30 kantor polisi dan markas militer. Hingga ini, Suu Kyi, menurut kritikan negara-negara Barat, tidak berbicara keras tentang persekusi yang dialami etnis minoritas Rohingya bertahun-tahun lamanya. Malah sebaliknya membela militer dalam serangan pada Oktober tahun lalu.