October 19, 2017

Bikin Malu, Belasan Oknum Polisi Keroyok Seorang Siswa SMA Gara-Gara Rebutan Cewek

Ilustrasi Pengeroyokan (sumber foto: tribunnews.com)
Gema Indonesia - Cinta segi tiga berujung pada penganiayaan. Hal ini dialami oleh seorang pelajar SMK di kota Serang. Parahnya penganiayaan diduga dilakukan oleh belasan oknum anggota Polda Banten. Korban menuturkan pemicu penganiayaan lantaran asmara segi tiga antara dirinya dan salah seorang pelaku yang diketahui sebagai anggota Polda Banten. Pelaku diketahui juga menyukai wanita pujaan korban.

"Iya ngakunya ke saya tugas di Polda Banten," ucap AS usai menjalani visum didampingi sang Ayah di RS dr Drajat Prawiranegara, Jumat (19/10/17).

Keduanya kemudian bertemu di depan sekolah AS di SMK 1 PGR Kota Serang. Cekcok diantara merekapun tak terhindarkan.

"Dia ngejar-ngejar cewek saya. Saya memang ngomong kasar ke dia. Mungkin karena dia polisi dan sudah dewasa, tidak terima omongan saya," ujar korban.


Rupanya pelaku tak hanya sendiri menemui korban, ada sekira 12 orang rekannya membantu Pelaku. Korban mengaku diseret untuk dimasukkan ke dalam mobil. Namun ia berontak. Salah satu pelaku kemudian berusaha memborgol korban.

"Saya berusaha supaya enggak masuk mobil. Saya jatuh langsung diinjak-injak. Hampir semua teman-temannya baik yang seragam mau pun yang pakaian biasa memukul saya," ujar korban.

Untungya ada Satpam sekolah yang kemudian melerai penganiayaan. 

"Ada guru-guru juga yang melihat," tuturnya.

Orangtua korban tidak terima atas apa yang menimpa anaknya. Rencananya mereka akan akan melaporkan kasusnya ke Polda Banten. Sebelum melaporkan, korban melakukan visum di RS dr Drajat Prawiranegara. Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya, termasuk luka lebam di wajah.

Sumber: Okezone
Share:

Ahmad Dhani Menilai Polemik 'Pribumi' Sebagai Reaksi Kejang-kejang

Ahmad Dhani (sumber foto: kompas.com)
Gema Indonesia - Polemik kata 'pribumi' yang diucapkan oleh Gubernur Jakarta terpilih Anies baswedan juga mendapat tanggapan dari musisi ternama Ahmad Dhani. Menurut Dhani kata 'pribumi' yang diucapkan oleh Anies Baswedan tidak salah sebab kata 'pribumi' memang terdapat di dalam kamus.

"Kalau saya ditanya apa pribumi itu ada, saya jawab ada. Liat aja kamus Bahasa Indonesia, cari kata pribumi, ada. Kalau di kamus nggak ada, ya nggak ada," ucap Dhani, Rabu (18/10/17).


Dhani menilai munculnya polemik dari kata 'pribumi' sebab ada pihak yang merasa kejang-kejang atas kemenangan Anies-Sandi.

"Apalagi yang aktif di grup WhatsApp politik ya. Wah, kelihatan sekali mereka itu kejang-kejang, kelojotan. Bahasanya seperti itu," ujar Dhani.

Dhani menilai apa yang disampaikan Anies mengenai kata 'pribumi' merupakan isu yang seksi.

"Menurut saya, mengangkat isu pribumi itu seksi, untuk bang Anies sebagai politisi yang diperhitungkan di 2019," ujarnya.

Sumber: Kompas

Share:

Kesal Ditilang Polisi, Pegawai Dinas PU ini Matikan Aliran Air ke Asrama Polisi

sumber foto: sunlive.co.nz
Gema Indonesia - Sudah satu minggu air tidak mengalir di kota Sukadana, Kayong Utara, Kalimantan Barat. Bukan hanya perumahan masyarakat, namun asrama polisi yang ada di daerah situ pun ikut menderita akibat tidak mengalirnya air.

Usut punya usut, ternyata seorang pegawai kontrak di UPT Air Bersih Dinas Pekerjaan Umum kota Sukadana membuat ulah dengan sengaja mematikan aliran air di kota tersebut. 

Kepala UPT Air Bersih, Galih Tosan, menyatakan mendapat laporan dari masyarakat, bahwa air sudah tidak mengalir selama seminggu.

"Menindaklanjuti laporan masyarakat, kami langsung mengecek ke lapangan guna mencari sebab. Pada saat kami menuju lokasi sumber air, kami menangkap basah oknum masyarakat yang sedang mematikan aliran air," kata Galih.



Kemudian pihaknya berkoordinasi dengan pihak Polres Kayong Utara untuk melakukan pengusutan lebih lanjut. Oknum masyarakat yang ternyata juga merupakan Pegawai Kontrak di UPT Air Bersih Dinas Pekerjaan Umum tersebut dipanggil untuk dimintai keterangannya.

"Akhirnya oknum tersebut dimintai keterangannya oleh pihak Polres Kayong Utara. Dari hasil pemeriksaan awal dirinya mengakui memang sengaja melakukan hal tersebut, karena kesal kendaraan bermotor roda duanya ditilang polisi," ungkap Galih.

Akibat ulahnya, Asrama Kepolisian tidak mengalir air, termasuk rumah Dinas Kapolres Kayong Utara.

"Jadi oknum ini kesal, karena motornya kena tilang polisi. Akhirnya dia matikan air yang mengalir ke asrama polisi, juga rumah Dinas Polres," ujar Galih.

Sumber: Kompas

Share:

Daftar Berita

Blog Archive

Theme Support