September 18, 2017

FPI Dan Umat Budha Bersatu Menggalang Dana Untuk Rohingya

Relawan FPI (sumber foto: riaupotenza.com)
Gema Indonesia - Front Pembela Islam (FPI) Kabupaten Inhu, mempelopori aksi penggalangan dana di perempatan simpang empat pasar Belilas Kecamatan Seberida, Kabutan Indragiri Hulu (Inhu) Riau, Minggu (17/9). Aksi yang dilakukan ratusan mahasiswa dan beberapa ormas ini juga diikuti umat buddha setempat. 

Liu Licen alias Elen Veronica (17), seorang umat buddha mengaku akan terus ikut menggalang dana bersama Relawan Inhu untuk membantu warga pengungsi Rohingya. 

"Kami mengecam tindakan pemerintah dan militer myanmar terhadap umat Muslim Rohingya, ini sangat bertentangan dengan ajaran buddha," kata Liu, seperti dilansir dari merdeka.com (17/9/17).




Saat menggalang dana, Liu Licen juga menyerukan kepada warga Tionghoa khususnya umat buddha agar tidak takut bergabung bersama ormas umat Muslim seperti FPI, karena menurutnya FPI sangat terbuka menerima umat lainnya bergabung dalam misi kemanusiaan. 

"Kami berterima kasih kepada FPI yang telah menerima kami dengan baik ikut berpartisipasi dalam aksi sosial membantu pengungsi Rohingya ini," ujarnya. 

Sebelumnya aksi Gerakan Masyarakat Peduli Rohingya (GEMPUR) bersama FPI dan mahasiswa di kota Rengat, berhasil mengumpulkan dana mencapai Rp 100 juta lebih, kemudian aksi tersebut dilanjutkan gabungan Ormas dan OKP bersama FPI yang tergabung dalam Relawan Inhu dan telah menggalang dana mencapai puluhan juta rupiah. 

Sumber: merdeka.com


Share:

Polemik Film G30S/PKI, Panglima: 'Perintah Saya, Mau Apa Memangnya'

Jenderal Gatot Nurmantyo (sumber foto: tempo.co)
Gema Indonesia - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan tidak peduli terhadap polemik pemutaran film sejarah pemberontakan G30S/PKI.

"(Ya) Perintah saya, mau apa memangnya," jawab Gatot Nurmantyo saat dikonfirmasi wartawan terkait instruksi gerakan nonton bareng film G30S/PKI di seluruh jajaran hingga tingkat Kodim-Koramil-Babinsa, usai ziarah Makam Proklamator Soekarno di Blitar, seperti dilansir dari merdeka.com (18/9/17).

Menurut Jenderal Gatot, apa yang dia perintahkan selaku Panglima TNI adalah melaksanakan sekaligus menyebarluaskan fakta-fakta nilai sejarah pada generasi muda. 

"Biarin saja (ada polemik). Yang bisa melarang saya hanya pemerintah. (Kalau ada) polemik dan ada penentangan dari berbagai pihak itu, 'emangnya gue pikirin'. Politik dalam negeri apa dikatakan silakan," ujarnya.


Gatot mengulang argumentasinya dengan menyatakan bahwa instruksi nobar film G30S/PKI adalah upaya TNI dalam meluruskan sejarah.

"Kalau selama ini meluruskan sejarah, menceritakan sejarah tidak boleh, mau jadi apa bangsa ini?" kata dia.

Gatot kemudian mengutip kalimat bijak yang pernah dipopulerkan oleh tokoh proklamator sekaligus Presiden pertama RI Soekarno atau Bung Karno.

"Di makam ini, Bung Karno pernah mengatakan, jangan lupa 'Jas Merah'. Jangan lupa jasa-jasa pahlawan," ucapnya.

Sumber: merdeka.com

Share:

Daftar Berita

Blog Archive

Theme Support