August 30, 2017

Kasihan, Pengungsi Rohingya Ditolak Bangladesh, Terserang Penyakit

sumber foto: sinarharapan.co
Gema Indonesia - Pemerintah Bangladesh tak mau menerima tambahan pengungsi Rohingya dari Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Sejak Senin, ada 550 orang etnis Rohingya yang dikembalikan ke Myanmar atau diusir sebelum mereka mendarat di Bangladesh.

Dilansir dari jpnn.com (30/8/17), Bangladesh selama ini selalu menjadi tujuan pertama etnis Rohingya ketika terjadi konflik di Rakhine. Namun, pemerintah setempat juga terkesan setengah hati membantu.

Mereka beralasan kewalahan menampung para pengungsi itu. Sejak konflik di Rakhine terjadi pada awal 1990-an, Bangladesh menerima 400 ribu pengungsi Rohingya.

Meski Bangladesh ogah menerima, diperkirakan sekitar 5 ribu orang pengungsi berhasil masuk ke negara yang berbatasan langsung dengan Myanmar itu sejak situasi di Rakhine kembali memanas akhir pekan lalu.

Namun, kondisi mereka saat ini tak lebih baik dari di rumah. Karena tidak diterima di kamp-kamp pengungsian, sebagian besar pengungsi Rohingya mendirikan tenda seadanya di area yang belum pernah dihuni sebelumnya.

Alih-alih mati tertembus peluru Myanmar, mereka kini satu per satu tewas karena sakit. Setidaknya, ada enam orang yang dikonfirmasi sakit hingga berujung kehilangan nyawa setelah sampai di Bangladesh.

”Ini disebabkan karena mereka terkatung-katung di perbatasan sebelum bisa masuk Bangladesh. Mayoritas perempuan dan anak-anak,” ungkap salah seorang relawan.

Sumber: jpnn.com

Share:

Hargai Orang Yang BerQurban, Pemerintah Kota Padang Tambah Libur Sekolah

sumber foto: nu.or.id
Gema Indonesia - Berhubung libur hari raya Idul Adha yang jatuh pada hari jumat, Pemerintah kota Padang akan menambah libur sekolah guna menghormati orang yang berkurban.

"Biasanya untuk menghormati Jumat banyak warga yang menyembelih hewan kurban keesokan harinya, ini perlu dihargai," kata Wali Kota Padang Mahyeldi, seperti dilansir dari republika.co.id (30/8/17).

Dia mengatakan pada pengalaman sebelumnya warga yang juga guru di sekolah tidak dapat berpartisipasi dalam kurban karena harus ke sekolah untuk mengajar. Hal itu terjadi karena kemungkinan besar Shalat Idul Adha dilaksanakan pada Jumat dan kurban dilaksanakan sehari setelahnya, saat jadwal masuk sekolah. "Di samping itu dengan diliburkannya sekolah, siswa bisa ikut melihat penyembelihan hewan sebagai bentuk penguatan pendidikan karakter," ujar dia.

Alasan lain, dia mengatakan, Sabtu mendatang diliburkan juga guna memberikan kesempatan masyarakat menikmati libur Idul Adha, seperti pulang kampung. "Kami berharap masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam kurban dan menyalurkannya pada yang membutuhkan," kata dia.

Salah satu guru SD di Padang, Haryani (31), mengatakan kebijakan pemerintah terkait dengan sekolah bisa terus menguntungkan, khususnya dalam penciptaan sumber daya manusia yang berkompetensi. Artinya, katanya, kebijakan tersebut tidak dipengaruhi oleh unsur politik dan kepentingan lainnya. Ia mengatakan pendidikan merupakan dasar masyarakat dalam memperkuat karakternya.

Sumber: republika.co.id
Share:

Daftar Berita

Blog Archive

Theme Support