March 27, 2019

Salut, Tolak Sumbangan USD 2 Juta Dari Donatur Cina Demi Muslim Uighur

Sholat Jumat pertama pasca serangan teroris di Masjid di Selandia Baru
GIONews - Wali Kota Auckland, Phil Goff menghadiri acara makan malam bersama peserta delegasi dari Teochew International Federation, termasuk Cina. Dalam acara tersebut para delegasi berjanji akan menyumbangkan senilai hampir USD 500 ribu untuk para korban penembakan teroris terhadap 2 Masjid di Chrischurch, Selandia Baru. Sumbangan tersebut terus bertambah hingga USD 2,1 juta.


Phil Goff menyerahkan sumbangan tersebut kepada Yayasan Christchurch, Our People, Our City. Goff menyebutkan sumbangan tersebut sebagai gerakan kepedulian kepada masyarakat Christchurch dan komunitas Muslim di Selandia Baru.

Jaringan wanita Muslim ChrisChurch kepemimpinan Khadija meminta agar sumbangan senilai USD 2,1 juta tersebut dikembalikan dan digunakan untuk membantu warga Uighur yang merupakan minoritas Muslim di Cina.

Sebuah petisi ditujukan kepada Perdana Menteri (PM), Anggota Parlemen, Wali Kota Goff, dan Federasi Asosiasi Islam Selandia Baru (FIANZ). Jaringan tersebut beranggapan sumbangan dapat digunakan lebih efektif di tempat lain untuk memerangi Islamofobia.

“Meskipun sikap itu sangat menyentuh hati, kami menyerukan permintaan yang sangat spesifik tentang bagaimana sumbangan ini harus digunakan,”.

"Banyak orang di komunitas Muslim yang ingin mengatasi masalah umat Islam Uighur dan mengambil sikap menentang Islamofobia," isi petisi.

Mereka menyadari sumbangan tersebut bukanlah uang dari pemerintah Cina. Namun, mereka menegaskan bantuan paling berarti adalah menghentikan penganiayaan terhadap orang-orang yang mempraktikkan agama Islam di seluruh dunia.

Sumber: republika.co.id
Share:

March 19, 2019

Geng Motor Paling Menakutkan Hibur Korban Penembakan Christchurch

Geng motor Mongrel Mob. - foto: RNZ via viva.co.id
Sejak dibentuk pada 1962, Mongrel Mob menjadi geng motor paling menakutkan di Selandia Baru. Kelompok jalanan yang beroperasi di Hastings ini beranggotakan pria-pria kekar, dengan tubuh dan wajah penuh tato.

Penampilan yang sangar tersebut, ternyata berbanding lurus dengan perilaku mereka di jalanan. Selama setahun terakhir, kelompok yang gemar memakai kostum serba hitam itu beberapa kali terlibat aksi kriminal, yang membuat mereka terpaksa berurusan dengan pihak kepolisian.

Sering dicitrakan sebagai geng motor paling mematikan, rupanya tak membuat mereka lupa bagaimana cara berbuat baik. Dikutip dari laman Newshub, Selasa 19 Maret 2019, secara kompak mereka membantu sekaligus menghibur para korban penembakan di masjid Al-Nur, Christchurch.

Anggota senior Mongrel Rob, Tanielu Fatu menyatakan, bahwa peristiwa penembakan itu terjadi karena banyak individu yang telah kehilangan sikap hormat terhadap sesama manusia.

“Tak ada yang pantas menerima kekerasan dan penyiksaan seperti ini. Ia, sang pelaku, bagaikan monster yang tak punya rasa hormat terhadap sesama,” ungkapnya.

Aksi menghibur ala Mongrel Mob terbilang unik. Dengan badan kekar dan tubuh yang penuh tato, mereka berusaha memberi ketenangan pada korban dengan cara memeluk, bernyanyi, menari, dan membuatkan makan serta minuman.

 Lihat Artikel Asli 

Sumber: viva.co.id
Share:

March 15, 2019

‘Pahlawan Masjid’ yang Nekat Rebut Senjata Teroris

Polisi menjauhkan orang-orang setelah penembakan yang mengakibatkan banyak kematian dan cedera di Masjid Al Noor di Deans Avenue di Christchurch, Selandia Baru, (15/3 2019). - foto: republika.co.id

CHRISTCHURCH — Selalu ada kisah heroik dalam sebuah peristiwa maupun bencana mengerikan. Kisah heroik datang dari seorang ‘pahlawan masjid’ yang berhasil menyelamatkan seseorang dari penembakan brutal di dua masjid wilayah Christchurch, Selandia Baru.

Syed Mazharuddin merupakan salah satu jamaah selamat di Masjid Linwood, setelah mendapatkan pertolongan dari temannya. Dengan sangat berani, temannya tersebut mendekat ke arah penembak, dan berhasil merebut senjata.

“Orang-orang ketakutan dan ada yang berteriak-teriak dan saya mencoba berlindung. Pada saat saya berlindung, orang ini datang melalui pintu masuk utama dan karena ini masjid kecil, hanya ada sekitar 60-70 orang di sana,” jelas Syed dalam keterangannya.


Di sekitar pintu masuk, ada beberapa orang tua yang duduk di sana yang sedang berdoa, dan pelaku mulai menembaki mereka. Syed mengatakan, penembak itu memakai alat pelindung di tubuhnya dan menembak dengan brutal. Kemudian setelah itu, ada seorang lelaki dari dalam masjid mencoba untuk menangani penembak.

"Pria muda yang biasanya merawat masjid, dia melihat kesempatan dan menerkam pria bersenjata, lalu mengambil senjatanya,” kata Syed.

"Pahlawan masjid’ itu berusaha mengejar, dan dia tidak dapat menemukan pelatuk di pistol. Tapi kemudian dia berlari mengejar pelaku. Sayangnya pelaku berhasil melarikan diri menggunakan mobil yang sudah ditunggu rekannya. Bahkan, salah satu temannya meninggal di tempat kejadian, sementara yang lain berdarah hebat ketika Syed mencoba menghubungi layanan darurat.

“Butuh hampir setengah jam, mungkin lebih dari setengah jam, untuk menunggu ambulans bisa tiba. Saya sempat berpikir dia pasti sudah meninggal,” jelas Syed.

 Lihat Artikel Asli 

Sumber: republika.co.id



Share:

Kesaksian Jamaah Masjid Al Noor Saat Terjadi Penembakan

Saksi mata menyebutkan darah berceceran di lantai Masjid.

Sejumlah jamaah masjid Al Noor di Kota Christchurch, Selandia Baru, menyatakan belum bisa mempercayai apa yang baru saja mereka alami. Masjid yang biasanya sangat khusyuk saat Jumatan tiba-tiba dipenuhi suara tembakan senjata otomatis.
Pelaku yang belum diidentifikasi memasuki masjid dan langsung menembaki jamaah yang tak berdosa.
Seorang jamaah yang menggunakan kursi roda, Farid Ahmed, menjelaskan kepada media setempat peristiwa terjadi ketika khutbah baru akan dimulai.
"Tiba-tiba penembakan terjadi. Dimulai dari ruang utama," ujarnya.
"Saya berada di sisi samping, jadi tak sempat melihat siapa yang menembak. Tapi saya melihat sejumlah jamaah berlarian ke arah saya berada," katanya.
"Saya melihat ada yang sudah berdarah badannya, berlari tertatih-tatih. Saat itu saya sadari situasinya serius," tambah Farid.


Dia pun berusaha melarikan diri dan berhasil mencapai mobilnya di parkiran. Dari situ dia mendengar tembakan selama sekitar enam menit lamanya.
"Saya mendengar suara jeritan dan tangisan. Saya melihat orang jatuh tewas, sejumlah orang lainnya melarikan diri," ujar Farid.

"Saya berada di kursi roda, tak bisa ke mana-mana. Dia melakukan pembantaian di dalam masjid," katanya.

Ahmad Al-Mahmoud witnessed a gunman opening fire 

Saksi mata lainnya Ahmad Al-Mahmoud mengatakan pelaku penembakan mengenakan pakaian semi militer, pakai helm, dan melepaskan tembakan secara membabi-buta di dalam masjid.
"Dia pegang senjata besar. Banyak sekali peluru. Dia tiba-tiba muncul dan menembaki semua orang di dalam masjid," ujarnya kepada media setempat.
Menurut dia, jamaah berusaha menyelamatkan diri dengan cara memecahkan pintu untuk bisa keluar dari sana.
Dia mengaku mendengar sedikitnya 40 kali tembakan.
Ramzan Ali, yang berada di dalam masjid saat kejadian, mengaku dirinya orang terakhir yang keluar dari tempat ruang salat.
"Imam saat itu memberikan khutbah Jumat, sekitar pukul 13.42 [waktu setempat]. Senjata mulai menyalak dan dia masuk lantas menembak membabi-buta," paparnya.
"Saya tak melihat orangnya langsung karena sedang tengkurap dan berpikir jika saya berdiri akan kena tembakan," kata Ramzan.
"Saya orang terakhir yang keluar dari masjid dan melihat di lantai banyak sekali tubuh tergeletak," tambahnya.
Dia merasa beruntung bisa selamat dalam kejadian ini.
Radio New Zealand mengutip saksi mata lainnya di dalam masjid yang mengaku melihat darah berceceran di mana-mana.
ABC/wires

Share:

Daftar Berita

Blog Archive

Theme Support