October 15, 2017

Cerita Dibalik Mie Dengan Harga 4.4 Juta Saru Porsi

Mie daging taiwan karya Chef Wang (sumber foto: liputan6.com)
Gema Indonesia - Indonesia terkenal dengan mie instannya yang sangat digemari oleh orang-orang di berbagai belahan dunia. Selain murah rasa mie instan dari Indonesia juga sangat pas di lidah. Tapi kali ini kita tidak membicarakan mie dari Indonesia, kali ini kita membicarakan mie dari Taiwan dengan harga fantastis.

Chef Wang Cong-yuan pemilik restoran bernama Niu Ba Ba menjual mie dengan harga diluar logika. Mie tersebut dijual dengan harga 10 ribu dolar taiwan, atau sekitar 4.4 juta rupiah. Restoran ini terletak di daerah Neihu, Taipei. Restoran ini pun tidak terlalu besar, hanya berisi empat buah meja.

Chef Wang menceritakan, sebelumnya dia memiliki restoran yang menjual mie dengan harga normal memiliki pengunjung hingga 1.000 orang per hari. Namun, dia menyadari karena memiliki lebih banyak pelanggan, beban kerja dan pasokannya meningkat hingga akhirnya menipiskan marginnya.

Wang mulai menaikkan harganya pada makanannya yang lebih murah sampai orang-orang tidak datang. Begitu sampai pada titik harga yang tepat, dia pindah ke tempat yang lebih kecil dengan hanya empat meja. Dengan begini dia mampu untuk menyuguhkan mie dengan kualitas terbaik. Ini juga mengurangi biaya tenaga kerja sambil mempertahankan margin yang bagus. "Saya ingin makan sup mi terbaik di Taiwan," kata Wang.



Sebelum terkenal sebagai toko mie yang sukses seperti saat ini, awalnya bisnis Niu Ba Ba tak berjalan baik. Niu Ba Ba pertama kali dibuka di Kanda, Tsung Yuan kemudian pulang kampung ke Taiwan pada 1990 dan membuka Niu Ba Ba kembali.

"Ternyata rasanya tidak cocok untuk lidah orang Taiwan dan bisnisnya jadi buruk. Rekan kerja ayahku keluar setelah 11 hari toko dibuka," ujar putra Wang, Eric.

Setelah kejadian tersebut, Wang meracik kembali rasa mie, mencoba menemukan rasa yang pas. Proses tersebut membutuhkan waktu bertahun-tahun. Hingga kini Nie Ba Ba menjadi destinasi kuliner dari para wisatawan.

"Kami ingin lebih fokus kepada semangkuk mi yang sempurna. Jika terlalu banyak pembeli akan lebih berpengaruh kepada jumlah daripada kualitas," ujar Eric.

Sumber: Liputan6

Share:

Waspada Skenario Menjatuhkan Anies - Sandi

sumber foto: bersamaaniessandi.com
Oleh Hersubeno Arief*

Sebuah media online menurunkan berita dengan  judul  cukup provokatif. “(Berdasarkan) Konsultasi kartu tarot, Anies-Sandi bisa mundur di tengah jalan.” 


 Judul berita tersebut sesungguhnya bukanlah  ramalan, tapi sebuah harapan. Lebih tegasnya lagi bahkan sebuah rencana.

Ya Anies-Sandi, Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang baru akan dilantik Senin (16/10) sudah menghadapi berbagai skenario konspirasi  menjatuhkannya. Eksekusi berbagai skenario itu  bahkan sudah berlangsung jauh hari sebelum keduanya menjabat.

Beberapa hari sebelum pelantikan,  di berbagai platform pertemanan media sosial sudah beredar secara massif janji-janji  kampanye  Anies-Sandi. Di bawahnya tertulis “Harapan 58% penduduk Jakarta, tapi bukan saya.”
 
Lucunya yang menyebarkan pesan tersebut kebanyakan bukan warga Jakarta. Banyak diantaranya malah tinggal di luar negeri.  Tentu saja mereka tidak memilih Anies-Sandi dan tidak berharap dapat Dp rumah 0%  ha…ha….ha…



Kontestasi Pilkada DKI 2017 sampai saat ini belum berakhir, bahkan mungkin tidak akan pernah berakhir. Para pendukung Ahok-Djarot terutama  para cukongnya,  hingga kini belum bisa move on dan tetap mencari berbagai cara agar pemerintahan Anies-Sandi tidak berjalan sukses. Kalau perlu seperti “ramalan” tarot tadi, keduanya harus turun di tengah jalan.

Anies-Sandi adalah ancaman serius sebuah status quo yang selama ini dinikmati oleh kelompok  oligarki. Kemenangan pasangan yang didukung oleh kelompok masyarakat madani dan umat ini, membuat skenario penumpukan kekayaan dan kekuasaan di tangan mereka menjadi berantakan. Wajar jika mereka marah tak ada habis-habisnya.

Apa saja skenario dan cara yang akan ditempuh kelompok-kelompok penentang Anies-Sandi ini? 

Setidaknya ada empat skenario/cara yang bisa dilakukan. Pertama,  menjegal berbagai program Anies-Sandi  melalui pemerintah pusat. Kedua, melalui internal Pemprov. Ketiga, melalui proses politik di DPRD. Keempat melalui jalur hukum.


Halaman Selanjutnya >
Halaman 1
      3  
Share:

Daftar Berita

Blog Archive

Theme Support