April 5, 2019

Prabowo Targetkan Menang atas Jokowi dengan Selisih 25 Persen

Calon Presiden Prabowo Subianto - foto: antara foto via viva.co.id
Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, mengingatkan kepada seluruh pendukungnya agar benar-benar mengatasi niat kecurangan di Pilpres 2019. Ia menargetkan harus bisa menang dengan selisih di atas 25 persen.

"Beberapa hari lagi kita harus benar-benar turun dan atasi niat-niat kecurangan. Kita harus menang dengan angka yang sangat besar. Kita harus menang dengan selisih di atas 25 persen, karena potensi dicuri sekian belas persen," kata Prabowo dalam acara deklarasi Gerak Indonesia di Balai Kartini, Jumat, 5 April 2019.

span style="background-color: white; color: #212121;">
Menurut dia, dengan kondisi negara saat ini, ia enggan menyalahkan siapapun. Prabowo tidak ingin Indonesia menjadi negara yang bodoh, di mana kekayaan alam sendiri diambil asing.

"Saya katakan ini kesalahan kita semua. Tapi kita bersama koreksi diri. Masa kita mau jadi bangsa yang bodoh. Bangsa yang izinkan kekayaan alamnya sendiri diambil asing, itu adalah bangsa yang bodoh," ujarnya.

Dia menyindir peran cendekiawan dengan gelar akademisi yang tak bisa kritis dengan kondisi sekarang.

"Untuk apa cendekiawan kalau tidak bisa melihat kegelisahan. Untuk apa gelar dan saya malu punya gelar kalau saya tidak bisa membela rakyatnya sendiri," sebutnya.

"Kekuasaan tidak akan bertahan 1.000 tahun, tidak ada kekuatan yang mampu menahan ketika rakyat sudah mulai sadar," kata eks Pangkostrad ABRI itu.

Lihat Artikel Asli: Prabowo Targetkan Menang atas Jokowi dengan Selisih 25 Persen
Sumber: viva.co.id


Share:

March 27, 2019

Salut, Tolak Sumbangan USD 2 Juta Dari Donatur Cina Demi Muslim Uighur

Sholat Jumat pertama pasca serangan teroris di Masjid di Selandia Baru
GIONews - Wali Kota Auckland, Phil Goff menghadiri acara makan malam bersama peserta delegasi dari Teochew International Federation, termasuk Cina. Dalam acara tersebut para delegasi berjanji akan menyumbangkan senilai hampir USD 500 ribu untuk para korban penembakan teroris terhadap 2 Masjid di Chrischurch, Selandia Baru. Sumbangan tersebut terus bertambah hingga USD 2,1 juta.


Phil Goff menyerahkan sumbangan tersebut kepada Yayasan Christchurch, Our People, Our City. Goff menyebutkan sumbangan tersebut sebagai gerakan kepedulian kepada masyarakat Christchurch dan komunitas Muslim di Selandia Baru.

Jaringan wanita Muslim ChrisChurch kepemimpinan Khadija meminta agar sumbangan senilai USD 2,1 juta tersebut dikembalikan dan digunakan untuk membantu warga Uighur yang merupakan minoritas Muslim di Cina.

Sebuah petisi ditujukan kepada Perdana Menteri (PM), Anggota Parlemen, Wali Kota Goff, dan Federasi Asosiasi Islam Selandia Baru (FIANZ). Jaringan tersebut beranggapan sumbangan dapat digunakan lebih efektif di tempat lain untuk memerangi Islamofobia.

“Meskipun sikap itu sangat menyentuh hati, kami menyerukan permintaan yang sangat spesifik tentang bagaimana sumbangan ini harus digunakan,”.

"Banyak orang di komunitas Muslim yang ingin mengatasi masalah umat Islam Uighur dan mengambil sikap menentang Islamofobia," isi petisi.

Mereka menyadari sumbangan tersebut bukanlah uang dari pemerintah Cina. Namun, mereka menegaskan bantuan paling berarti adalah menghentikan penganiayaan terhadap orang-orang yang mempraktikkan agama Islam di seluruh dunia.

Sumber: republika.co.id
Share:

March 19, 2019

Geng Motor Paling Menakutkan Hibur Korban Penembakan Christchurch

Geng motor Mongrel Mob. - foto: RNZ via viva.co.id
Sejak dibentuk pada 1962, Mongrel Mob menjadi geng motor paling menakutkan di Selandia Baru. Kelompok jalanan yang beroperasi di Hastings ini beranggotakan pria-pria kekar, dengan tubuh dan wajah penuh tato.

Penampilan yang sangar tersebut, ternyata berbanding lurus dengan perilaku mereka di jalanan. Selama setahun terakhir, kelompok yang gemar memakai kostum serba hitam itu beberapa kali terlibat aksi kriminal, yang membuat mereka terpaksa berurusan dengan pihak kepolisian.

Sering dicitrakan sebagai geng motor paling mematikan, rupanya tak membuat mereka lupa bagaimana cara berbuat baik. Dikutip dari laman Newshub, Selasa 19 Maret 2019, secara kompak mereka membantu sekaligus menghibur para korban penembakan di masjid Al-Nur, Christchurch.

Anggota senior Mongrel Rob, Tanielu Fatu menyatakan, bahwa peristiwa penembakan itu terjadi karena banyak individu yang telah kehilangan sikap hormat terhadap sesama manusia.

“Tak ada yang pantas menerima kekerasan dan penyiksaan seperti ini. Ia, sang pelaku, bagaikan monster yang tak punya rasa hormat terhadap sesama,” ungkapnya.

Aksi menghibur ala Mongrel Mob terbilang unik. Dengan badan kekar dan tubuh yang penuh tato, mereka berusaha memberi ketenangan pada korban dengan cara memeluk, bernyanyi, menari, dan membuatkan makan serta minuman.

 Lihat Artikel Asli 

Sumber: viva.co.id
Share:

March 15, 2019

‘Pahlawan Masjid’ yang Nekat Rebut Senjata Teroris

Polisi menjauhkan orang-orang setelah penembakan yang mengakibatkan banyak kematian dan cedera di Masjid Al Noor di Deans Avenue di Christchurch, Selandia Baru, (15/3 2019). - foto: republika.co.id

CHRISTCHURCH — Selalu ada kisah heroik dalam sebuah peristiwa maupun bencana mengerikan. Kisah heroik datang dari seorang ‘pahlawan masjid’ yang berhasil menyelamatkan seseorang dari penembakan brutal di dua masjid wilayah Christchurch, Selandia Baru.

Syed Mazharuddin merupakan salah satu jamaah selamat di Masjid Linwood, setelah mendapatkan pertolongan dari temannya. Dengan sangat berani, temannya tersebut mendekat ke arah penembak, dan berhasil merebut senjata.

“Orang-orang ketakutan dan ada yang berteriak-teriak dan saya mencoba berlindung. Pada saat saya berlindung, orang ini datang melalui pintu masuk utama dan karena ini masjid kecil, hanya ada sekitar 60-70 orang di sana,” jelas Syed dalam keterangannya.


Di sekitar pintu masuk, ada beberapa orang tua yang duduk di sana yang sedang berdoa, dan pelaku mulai menembaki mereka. Syed mengatakan, penembak itu memakai alat pelindung di tubuhnya dan menembak dengan brutal. Kemudian setelah itu, ada seorang lelaki dari dalam masjid mencoba untuk menangani penembak.

"Pria muda yang biasanya merawat masjid, dia melihat kesempatan dan menerkam pria bersenjata, lalu mengambil senjatanya,” kata Syed.

"Pahlawan masjid’ itu berusaha mengejar, dan dia tidak dapat menemukan pelatuk di pistol. Tapi kemudian dia berlari mengejar pelaku. Sayangnya pelaku berhasil melarikan diri menggunakan mobil yang sudah ditunggu rekannya. Bahkan, salah satu temannya meninggal di tempat kejadian, sementara yang lain berdarah hebat ketika Syed mencoba menghubungi layanan darurat.

“Butuh hampir setengah jam, mungkin lebih dari setengah jam, untuk menunggu ambulans bisa tiba. Saya sempat berpikir dia pasti sudah meninggal,” jelas Syed.

 Lihat Artikel Asli 

Sumber: republika.co.id



Share:

Kesaksian Jamaah Masjid Al Noor Saat Terjadi Penembakan

Saksi mata menyebutkan darah berceceran di lantai Masjid.

Sejumlah jamaah masjid Al Noor di Kota Christchurch, Selandia Baru, menyatakan belum bisa mempercayai apa yang baru saja mereka alami. Masjid yang biasanya sangat khusyuk saat Jumatan tiba-tiba dipenuhi suara tembakan senjata otomatis.
Pelaku yang belum diidentifikasi memasuki masjid dan langsung menembaki jamaah yang tak berdosa.
Seorang jamaah yang menggunakan kursi roda, Farid Ahmed, menjelaskan kepada media setempat peristiwa terjadi ketika khutbah baru akan dimulai.
"Tiba-tiba penembakan terjadi. Dimulai dari ruang utama," ujarnya.
"Saya berada di sisi samping, jadi tak sempat melihat siapa yang menembak. Tapi saya melihat sejumlah jamaah berlarian ke arah saya berada," katanya.
"Saya melihat ada yang sudah berdarah badannya, berlari tertatih-tatih. Saat itu saya sadari situasinya serius," tambah Farid.


Dia pun berusaha melarikan diri dan berhasil mencapai mobilnya di parkiran. Dari situ dia mendengar tembakan selama sekitar enam menit lamanya.
"Saya mendengar suara jeritan dan tangisan. Saya melihat orang jatuh tewas, sejumlah orang lainnya melarikan diri," ujar Farid.

"Saya berada di kursi roda, tak bisa ke mana-mana. Dia melakukan pembantaian di dalam masjid," katanya.

Ahmad Al-Mahmoud witnessed a gunman opening fire 

Saksi mata lainnya Ahmad Al-Mahmoud mengatakan pelaku penembakan mengenakan pakaian semi militer, pakai helm, dan melepaskan tembakan secara membabi-buta di dalam masjid.
"Dia pegang senjata besar. Banyak sekali peluru. Dia tiba-tiba muncul dan menembaki semua orang di dalam masjid," ujarnya kepada media setempat.
Menurut dia, jamaah berusaha menyelamatkan diri dengan cara memecahkan pintu untuk bisa keluar dari sana.
Dia mengaku mendengar sedikitnya 40 kali tembakan.
Ramzan Ali, yang berada di dalam masjid saat kejadian, mengaku dirinya orang terakhir yang keluar dari tempat ruang salat.
"Imam saat itu memberikan khutbah Jumat, sekitar pukul 13.42 [waktu setempat]. Senjata mulai menyalak dan dia masuk lantas menembak membabi-buta," paparnya.
"Saya tak melihat orangnya langsung karena sedang tengkurap dan berpikir jika saya berdiri akan kena tembakan," kata Ramzan.
"Saya orang terakhir yang keluar dari masjid dan melihat di lantai banyak sekali tubuh tergeletak," tambahnya.
Dia merasa beruntung bisa selamat dalam kejadian ini.
Radio New Zealand mengutip saksi mata lainnya di dalam masjid yang mengaku melihat darah berceceran di mana-mana.
ABC/wires

Share:

October 3, 2018

Korban Gempa Dan Tsunami Palu, "Siapa Yang Pergi Sholat Semua Aman"

Firman Halide, Korban selamat gempa dan tsunami Palu - sumber foto: youtube.com
GIOnline - Ketika itu Firman Halide sedang mengurusi para pedagang yang akan berjualan di ajang Festival Nomoni dalam rangka hari ulang tahun Kota Palu di kawasan pantai Talise untuk mendapatkan tempat.

Mendekati waktu Maghrib, Anak Firman datang menemui ayahnya yang masih tetap pada kesibukannya. Anaknya mengajak Firman untuk ke Masjid menunaikan Sholat Maghrib. 

"Bapak, kita pergi ke Masjid", ajak anaknya.

Tidak langsung menuruti ajakan anaknya, Firman masih dengan kesibukannya sebab dia melihat masih ada pedagang yang belum kebagian tempat.

Tak disangka tak lama berselang bencana terjadi. Guncangan gempa dahsyat menghancurkan bangunan yang ada di pinggiran pantai. Dengan sigap Firman segera membawa anaknya untuk berlari ke depan ke arah jalan, tapi tak lama bangunan yang di depan juga rubuh.


"Bapak gendong saya bapak," pinta putranya. Firman kemudian menggendong putranya. Sayang belum sempat mereka menyelamatkan diri, mereka terjatuh dan air tsunami juga sudah naik ke darat dan menyapu tubuh mereka. 

Dalam kondisi mencekam tersebut, Firman sudah tidak dapat lagi menemukan anaknya. Diapun berusaha untuk menyelamatkan diri. Dalam kondisi tergulung-gulung oleh ombak di arus bawah tsunami, Firman terus berjuang sambil berdoa keselamatan kepada ALLAH SWT. 

Akhirnya ia mendapatkan sebuah tong sampah yang ia gunakan sebagai pelampung. Norman mengatakan 3 orang keluarganya tidak selamat sedangkan 16 keluarga lainnya belum ditemukan.

Norman menyesalkan tidak langsung mengikuti ajakan anaknya untuk ke Masjid. 

"Seandainya waktu itu saya langsung ke Masjid dengan anak saya, mungkin tidak terjadi begini", ujarnya.

Norman menegaskan semua yang ke Masjid pada waktu itu semuanya selamat.

"Sekitar kami itu, siapa yang pergi Sholat semua aman, semua selamat", ucap Norman.

Sumber: riauaktual.com
Sumber: youtube.com
Share:

October 1, 2018

Gempa Palu, Wiranto Sebut Tak Ada Penjarahan Melainkan Pengambilan Barang

Menkopolhukam Wiranto - sumber foto: suara.com
GIOnline - Menyusul terjadinya gempa dan tsunami yang melanda Palu dan Donggala, banyak masyarakat yang tidak sabar hingga akhirnya melakukan penjarahan terhadap toko-toko. Sangat disayangkan yang dijarah bukan hanya toko yang menjual makanan dan minuman, namun toko-toko lain yang barang dagangannya bukan merupakan bahan kebutuhan primer tak luput dari aksi penjarahan tersebut. 

Atas maraknya aksi tersebut, Menkopolhukam Wiranto menolak jika aksi tersebut dikatakan sebagai penjarahan, menurutnya hal tersebut lebih kepada pengambilan barang dari toko.


"Saya sendiri baru lihat tadi malam, saya tiga hari di sana. Saya lihat langsung bahwa ada perbedaan antara penjarahan dan pengambilan barang dari toko terutama makanan dan minuman," ucap Wiranto, Senin (01/10/2018).

"Karena keterbatasan suplai makanan dan minuman, tentu mereka akan mengambil barang-barang dari toko makanan dan minuman itu. Tapi kemarin kita rapat, kemudian kita bijaksanakan ada Mendagri, ada saya, Gubernur, Kapolda, Pangdam, Panglima TNI, kita bicarakan lebih baik daripada penjarahan liar, lebih baik kita buka minimarket itu ambil barangnya nanti diganti oleh uang," lanjutnya.

"Kemudian sebenarnya istilah penjarahan itu kurang tepat karena memang akan dibayar. Ini akan kita atur, termasuk bahan bakar," ujarnya.

"BBM terbatas karena akan dialihkan ke genset yang akan digunakan untuk aktivitas rumah sakit. Maka bahan bakar jadilah terbatas. Masyarakat jadi antre, tapi antre ya itu tertib sebenernya. Mereka bayar juga. Saya jelaskan bahwa sebenarnya istilah penjarahan perlu dikoreksi. Kemungkinan ada, tapi sementara ini kebijaksanaan kita begitu," jelas Wiranto.

Sumber: kumparan.com
Share:

Daftar Berita

Blog Archive

Theme Support